PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG DARAH (Tegillarca granosa) SEBAGAI BAHAN BONE GRAFT TULANG ALVEOLAR
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG DARAH (Tegillarca granosa) SEBAGAI BAHAN BONE GRAFT TULANG ALVEOLAR
Spesifikasi buku:
  • Jumlah halaman   :   93
  • Ukuran                 :   14,8 x 21 (A5)
  • Penyusun             :   Rima Parwati Sari
  • Editor                   :   Tim Penerbit
  • Tata Letak            :   Tim Penerbit
  • Desain Sampul     :   Tim Penerbit
  • Ilustrasi Isi            :   Tim Penerbit
  • Cetakan Pertama  :   2024
  • Diterbitkan oleh     :   PT. Dalle Nurul Utama
  • Wisma Permai Tengah 1 Blok AA. 35 – Surabaya
  • Telp. 081.5500.6296 (SMS), 0822.2706.1970 (WA)
  • Anggota IKAPI      :   No. 171/JTI/2016
Penulis :
  • Rima Parwati Sari
Sinopsis: Kerang darah dengan nama lan Tegillarca granosa merupakan biota laut yang tergolong Mollusca banyak di temukan di perairan Pantai di Indonesia. Biota laut ini merupakan komoditas yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia sebagai sumber protein nggi. Cangkangnya merupakan limbah yang belum banyak dimanfaatkan, walaupun terbuk mempunyai kandungan kalsium karbonat yang paling nggi di antara cangkang kerang lain. Sumber kalsium karbonat dapat diolah dan disintesis menjadi bentuk senyawa hidroksiapat dan kalsium trifosfat yang saat ini dapat digunakan sebagai bahan dasar penggan tulang. Bahan ini diperlukan di bidang kesehatan, terutama di kedokteran gigi sebagai bahan dasar bone gra pada kasus bone defect. Alveolar bone defect banyak terjadi karena penyakit periodontal atau pencabutan gigi yang menyebabkan turunnya nggi tulang alveolar. Penatalaksanaan alveolar bone defect menggunakan bahan bone gra yang berasal dari hidroksiapat dan trikalsium fosfat mengalami banyak kemajuan, salah satunya dengan mengeksplorasi cangkang kerang darah melalui metode kalsinasi, hidrotermal dan sintering. Salah satu uji yang digunakan untuk melihat hasil sintesis tersebut menggunakan X-Ray Diffracon untuk melihat komposisi senyawa kalsium yang dihasilkan. Hasil uji X-RD menunjukkan bahwa variasi senyawa kalsium dihasilkan. Hasil kalsinasi yang menunjukkan adanya senyawa kalsium karbonat bentuk aragonit dan kalsit, senyawa kalsium hidroksid, serta kalsium monoksida, seiring dengan meningkatnya suhu kalsinasi. Proses ini dilanjutkan dengan metode hidrotermal pada suhu 200 C yang menunjukkan adanya senyawa hidroksiapat yang lebih nggi dibanding dengan senyawa lain, kalsium trifosfat, seiring dengan bertambahnya lama proses hidrotermal. Proses ini dilanjutkan dengan metode sintering dengan suhu 900 C dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor dan membuat bentuk parkel nano, dimana hasil yang didapatkan adalah meningkatnya kandungan kalsium trifosfat, seiring dengan bertambahnya waktu sintering.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *